
Heeseung melirik jam tangan milik nya dengan resah, sudah setengah jam berlalu namun Sunghoon belum juga menampakkan batang hidung nya.
Apa terjadi sesuatu pada Sunghoon?
“Ka Heeseung”
Fuck, Heeseung bersumpah Sunghoon sangat tampan ketika bertemu secara langsung.
Sial, bahkan kini jantung nya berdegup sangat nyaring bagai suara musik diskotik yang sering ia singgahi.
“Maaf membuat mu menunggu, tadi klinik tiba-tiba saja ramai”
Karena tidak tega melihat Sunghoon yang seperti habis lari maraton Heeseung berinisiatif memberikan minuman nya pada Sunghoon.
“Duduk dulu Sunghoon, nih minum”
“Terima kasih”
Sunghoon menerima gelas yang di sodorkan Heeseung. Manis
Maksud Sunghoon yang manis itu Heeseung, bukan minuman yang ia pegang.
“Ka Heeseung, sebagai permintaan maaf saya bagaimana kalau kita pergi jalan-jalan?”
“Tidak usah Sunghoon. Kamu pasti lelah”
“Hmm, ka Heeseung”
“Ya?”
Sunghoon mengambil paperbag yang tertutup jaket milik nya. Mengeluarkan dua tangkai bunga mawar dan memberikan dua mawar itu pada Heeseung.
“Untuk kaka”
“Eh? Untuk ku?”
“Sebagai permintaan maaf yang lain”
“Kenapa kamu memilih mawar hitam dan putih”
“Karena mawar ini melambangkan kita, putih untuk ka Heeseung dan hitam untuk ku”
Walau tidak terlalu faham Heeseung hanya mengangguk dan menyimpan mawar itu kedalam paperbag nya kembali.
Dan ya, setelah itu mereka hanya menikmati waktu dengan menikmati makanan masing-masing.