
“Selamat datang tuan Sunghoon dan nyonya Heeseung”
Heeseung meringis pelan.
Selain karena butik yang mereka datangi terlihat mewah Heeseung juga meringis karena di panggil sebagai nyonya.
Hei! Dia masih laki-laki asal kalian tau.
“Di mana baju nya?” tanya Sunghoon.
Kepala butik yang sudah terlihat berumur itu lantas membawa mereka kesebuah ruangan bertuliskan vvip.
Astaga, sudah berapa kali Heeseung meringis hari ini?
Setelah masuk mata indah milik Heeseung langsung menjelajahi ruangan yang tidak seluas tadi namun tetap terlihat elegan.
“Silahkan duduk”
Sunghoon mengangguk dan duduk di kursi yang telah disediakan, di susul oleh Heeseung. Tidak lama setelah nya dua karyawan keluar dengan membawa satu set jas dan satu gaun pengantin.
Tunggu?
“Sunghoon, aku pakai gaun?”
“Tidak sayang. Baju kita yang sebelah kanan
Gaun itu titipan bunda”
“Mari nyonya saya antar menuju ruang ganti” ucap seorang wanita muda, mungkin seumuran Riki sambil membawa satu set jas. Heeseung hanya mengangguk dan mengikuti wanita itu menuju sebuah tirai besar di ujung ruangan.
Tipe ruangan ganti pada umum nya menurut Heeseung.
Setelah dirasa selesai Heeseung berdehem, memberi kode pada wanita tadi untuk membukakan tirai nya.
“Sunghoon, bagaimana?”
Sunghoon yang sedang sibuk dengan handphone otomatis menoleh.
Sial, cantik sekali.
Tidak salah Sunghoon memilih baju itu. Sangat pas di badan Heeseung yang ramping.
“Cantik”
“Tapi menurut ku baju nya masih terlalu lebar di pinggang”
“mau di kecilkan lagi?”
“Boleh”
“Tuan yang, tolong ukur kembali dan selesaikan dalam waktu seminggu”
“Baik tuan Sunghoon. Mari nyonya Heeseung, ikut saya sebentar”
Hari itu di habiskan oleh Sunghoon serta Heeseung untuk mengukur kembali baju mereka.